Sekelompok perusahaan Kenya dan asing menyambut pada hari Senin sebuah dekrit pemerintah bahwa penduduk dari 21 Desember harus menunjukkan bukti vaksinasi COVID-19 untuk mengakses layanan, mengatakan ini akan meningkatkan pengambilan vaksin yang sangat rendah di negara itu.
Kelompok hak asasi Amnesty International mengkritik langkah tersebut, dengan mengatakan Kenya tidak akan dapat memvaksinasi mayoritas penduduknya hanya dalam empat minggu dan begitu banyak orang mungkin tidak dapat mencari nafkah, mengakses transportasi atau pergi ke sekolah.
Menteri Kesehatan Mutahi Kagwe membuat pengumuman pada hari Minggu. Layanan publik yang terkena dampak termasuk sekolah, layanan transportasi, imigrasi dan kantor negara lainnya, dan hotel, bar, restoran, taman nasional, dan suaka margasatwa.
Carol Kariuki, Kepala Eksekutif Aliansi Sektor Swasta Kenya (KEPSA), sebuah badan payung yang mengklaim lebih dari setengah juta anggota, mengatakan kepada Reuters kelompok mendorong semua orang Kenya untuk disuntik.
“Ini tidak hanya baik untuk kelangsungan bisnis dan ekonomi tetapi juga untuk melindungi orang lain,” katanya. Angka resmi menunjukkan 8,8% orang divaksinasi penuh terhadap COVID-19 di negara Afrika Timur sejauh ini.
Irungu Houghton, direktur eksekutif kantor Amnesty International di Kenya, mengatakan arahan pemerintah itu tidak realistis.
“Peraturan ini akan membuat jutaan orang kehilangan kemampuan untuk mencari nafkah, memiliki akses ke layanan keamanan, kesehatan, dan transportasi bolak-balik dari rumah ke tempat kerja atau sekolah,” katanya. Reuters.
Posted By : pengeluaran hongkong